Image: Pil setan 02
Pada hari sabtu cukup ramai apa lagi pada malam minggu kanyak gini_nih jalan beraspal panuh kendaraan. Dea, Riski dan Tio dari polisi BNN mereka menyusuri jalan bebas hambatan. Meraka akan menuju kesebuah pameran. Di sana sedang ada pameran khusus, pameran permata dan berbagai perhiasan yang luar biasa di sponsri sebuah perusahaan berbagai Negara seperti: Afrika, Amerika, India, dan Arab. Yang paling menarik pengunjung adalah 2 perhiasan yakni: Mutiara berbentuk telur dan Cincin yang pernah di gunakan dalam film terkenal Lond of the Ring.
Sejam kemudian. Tidak jauh dari mereka terlihat sebuah bangunan besar dan dinding berlapis plesteran degan atap berbentuk kubah. Mobil dan motor bergerak degan lamban. Saat di peralan parkir tidak henti-hentinya orang turun dari mobil dan motor mereka masing-masing, ada juga anak-anak sekolah yang masih lengkap degan seragam mereka, sudah sering tempat seperti ini di gunakan untuk anak-anak sekolah melihat pameran.
“Tapi kenapa harus malam” Gumam Dea yang terus melihat anak-anak turun dari dalam bis yang di damping dengan tiga remaja.
“Ikuti terus tanda panah” kata penjaga saat Mereka sudah ada di depan pintu pameran, sebelumnya mereka sudah membeli tiket tanda masuk pameran biarpun mereka adalah polisi berpaian biasa-biasa mereka tetap harus di periksa penjaga yang terdiri dari tiga penjaga di pintu keluar-mausk museum yang berseragam. Di dalam museum tergantung lukisan yang besar-besar berbingkain pigura berukir-ukir.
Lukisan-lukisan itu merupakan bagain tetap museum ini ada beberapa lukisan di beri nomor berarti menujukkan ada pelelenagan sesuai nomor urut. Di dalam tidak ada jendela semua di tembok degan alasan agar permukaan dinding menjadi luas sehingga lebih banyak lukisan yang bisa di gantung dan menjaga terjadinya pencurian. Sambil berjalan lamban-lamban mereka mengelilingi tiap ruangan. Lalu Memasuki ruagan yang luas mengikuti gerombolan anak sekolah yang berjalan sambil cekikikan dan bertolak-tolakkan. Cincin Dalam film Lond of the Ring dan permata berbentuk telur di pamerkan tepat di tengah–tengah ruagan. Ruagan degan di pagar tali yang terbuat dari bahan beledu terpasang mengelilinginya, agar orang tidak bisa mendekat dan menyentuh kotak kaca itu adalah tindakan pencegah yang baik sering kita lihat di pameran-pameran selain untuk tidak pengunjung mendekat dan meyentuh berguna juga supanya pencuri tidak bisa memecahkan kaca lalu lari, Dan di jaga 2 polisi berseragam.
“Sudah kalian saksikan sekilas ruangan ini penuh degan penjagaan dan keamanan. Jika mencuri bagai mana caranya kabur lewat pintu depan yang hanya satu-satunya pintu keluar-masuk gedung museum. Lalu bagai mana melumpuhkan kawat listrik yang ada di dalam lemari kaca_...” kata Riski yang tidak sempat melanjutkan penjelasanya, Karena saat itu juga seluruh ruangan museum menjadi gelap gulita... Sedikit keadaan sunyi-senyap, di susul suara tegang yang berasal dari sejumlah kerongkongan…
“Lampu… hidupkan lampu” ucap seorang petugas. Tapi lampu juga tak menyala
“Tambah dua orang penjaga berdiri di samping kotak tengah dan yang lain menjaga agar jangan sampai ada yang meninggalkan ruagan ini” Teriak penjaga. Tiba-tiba saja ruagan menjadi kacau balau anak-anak pada nagis, para orang tua memaggil anak-anak mereka, orang-oarng bergerak tak menentu dalam gelap… Beberap menit kemudia terdegar kaca pecah.
“Batu permata itu?” kata Tio pada kepada kedua temannya.
“Ini perampokan yang di rencanakan degan matang” kata Riski “kita harus berusaha kedepan untuk melihat dan menghentikan perampoknya kabur”
“Tapi kenapa gak berbunyi alaram” kata Riski dalam hati. Yang terus bersaha melihat dalam gelap di sekitarnya.
“Kita harus berusaha kedepan sebelum penjahat itu kabur jauh” kata Riski yang langsung bergerak degan susah panyah dari kerumunan orang dalam museum dalam keadaan gelap.
Sesampai mereka di pintu luar ternyata penjaga pintu tak mengijinkan seorangpun keluar sebelum di periksa. Ketegagan semakin memuncak ruagan pameran itu penuah degan orang yang ketakutan. Saling dorong dan tolak-menolak. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka bias keluar tapi tak di izinkan untuk meniggalkan di lapanan.
Tio memperhatikan orang yang banyak berkerumunan dilapanagn kebanyakan merekan wanita dan anak-anak yang tentunya anak yang berseragam sekoalah yang terus menagais dan di awasi degan 3 remaja. Sedetik kemudian kepala penjaga berseru “Mereka mencuri permata yang berbentuk telur” serunya pada para pegawas museum yang maish sibuk mengatur semua pengunjung.
“Bagus” gumam Dea “Yuk, kita tangkap pelakunya” kata Dea kepada dua temannya.
“Tangkap pelakunya???” kata kedua temannya degan wajah bingug.
“Cukup 30 menit, pelaku memengang permata, hadiah sebagai berjalannya rencana kejahatan mereka. Dan kita para polisi mari menangkap pelakunya” kata Dea degan santai, yang makin membuat tabah bingnggu Tio dan Riski. Sepermpat jam kemudia kami sampai di sebuah rumah.
Rumah siapa ini?” Tanya Tio
“Rumahnya pelaku dalam perampokan permata berbentuk telur dan di dalam masih ada permatanya, dan petujuknya ada pada keanahan pengujung yang kita lihat” kata Dea.
Akhirnya kami masuk dan bertemu degan tiga remaja di pameran mengawasi anak-anak berseragam sekolah. Selah berhipotesa akhirnya mereka mengakau…
HIPOTESA ITU ADALAH: Mereka minyimpan mutiara itu di dalam termos yang dibawa anak sekolah. Termos itu bukan sembarang termos, termos itu buatan mereka dagan bagain dasar termos di bolongi jadi bias masuk sejenis benda di dalamnya walaupun dalam pemerikaan polisi tidak menemuakn mutiara di termos itu di karenakan pada bagin tegah teros tertutup degan di bagi bagin atas dan bawah. Bagian atas untuk air dan dasar untuk menyimpan mutiara, tentu saja bagian dasar juga tertutup. Hipotesa tentang trik termos. Sebenarnya jauh sebelum kepolisian tau di mana letak mutiara berada. Petunjuknya ada pada ‘alaram yang tak berbunyi’ Pihak pameran bekerja sama degan polisi. Sebenarnya lampu yang mati memang mati itu di karenakan seseorang telah merusak skring lampu degan cara membom degan kekuatan kecil, mungkin degan petasan. Alaram tidak berbuyi saat kaca tempat mutiara berada pecah itu di segaja pihak pamaran untuk tidak terjadinya kepanikan saat gelap. Saat pengunjung panik dalam gelap pengunjung pasti ada yang jatuh dan pastinya akan jatuh korban. Jadi alaram aktif berbunyi saat pameran tak ada pengunjung. Untuk hal itu pihak pameran telah menyiapkan kamera Infra Red, yang di pasang pada tiap sudut ruangan dan pegawasan barang yang berbahaya untuk di curi.
Itu semua hanya sebagain dari Hipotesa dan jebakan pihak pameran dan di bantu kepolisian jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan terjadi.
Tapi jika terjadi pencurian saat malam hari tentunya kita susah melacak keberadaan pelaku. Untuk hal itu pihak pameran bekerja sama degan kepolisian dan perusaah yang memamerkan barang. Mengunakan Tiap pameran yang berharga di pasangi system GPS (Global Positioning System) yang berbentuk mini. Degan layanan yang mengunkan fungsi ini kita bisa mengetahui lokasi mutiara berada. Lokasi mutiara yang di lengkapi degan DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi mutiara. Yang ada di markas Depertemen trasportasi. Degan GPS ini yang sering di gunakan untuk mencegah anak tersesat, dan untuk alat bantu navigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa di gunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Degan adanya layanan ini hilang kemanapun mutiara yang di curi pastilah akan ketahuan.
“Jadi jagan coba-caba mencuri, selicin apapaun, sepintar apapaun penjahat. Polisi akan lebih pintar dari kita”
BY:
Image Deni kaltim 14
0 komentar:
Posting Komentar